logo

Jelang Imlek 2575 Kongzili, Warga Keturunan Tionghoa Bersihkan Rupang

Minggu, 4 Februari 2024

MADIUN – Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2575 kongzili, puluhan warga keturunan tionghoa yang tinggal di Madiun dan sekitarnya secara sukarela membersihkan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) atau klenteng ‘Hwie Ing Kiong’ (HIK) yang berada di Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Madiun, Jawa Timur.

Terlihat seusai melaksanakan ritual sembahyang serta berdoa bersama, warga keturunan tionghoa yang merupakan umat tri dharma ini menurunkan ratusan rupang (patung) berbagai ukuran dari 22 meja atau altar para dewa/dewi itu. Penuh kehati-hatian, puluhan orang atau umat tri dharma ini dengan pelan nan sabar membersihkan satu per satu rupang yang diletakan diatas meja.

Racikan air wewangian minyak khusus yang dikombinasi dengan bunga itu, lalu dibasuhkan dengan lembut ke setiap rupang yang ada. Sementara warga keturunan tionghoa lainnya, juga sibuk membersihkan rupang yang ada di altar lain dengan kuas serta kain lap berbahan lembut yang masih bersih.

Tak begitu lama, rupang-rupang yang sudah bersih itu dikumpulkan menjadi satu bagian diatas meja tersendiri. Nantinya ratusan rupang itu, dikembalikan lagi seperti semula pada altar-altar yang ada didalam klenteng tersebut.

Bahkan rupang yang berukuran besar itu, harus dibersihkan dengan air selang untuk membuang debu yang melekat selama satu tahun. Setelah debu dibersihakan, ruapang-rupang berukuran besar ini di lap dengan kain lembut yang sudah dibasahi dengan air wewangian minyak khusus serta bunga.

Ditempat yang sama, sesepuh TITD atau klenteng HIK Madiun’ Herman Tanaka menjelaskan setiap tahun menjelang perayaan Tahun Baru Imlek’ umat tri dharma melaksakan ritual dan tradisi sembahyang serta berdoa bersama. Seusai itu, umat tri dharma melaksanakan aktivitas yaitu membersihkan ratusan rupang yang ada di setiap altar.

Tradisi yang dilaksanakan ini setiap menjelang perayaan imlek. Biasa kita mengambil tanggalan imlek. Karena kita yang di rayakan adalah imlek. “Setiap tahun sesudahnya tanggal 23-24 imlek, atau tahun bulan yang terakhir. Di sana kan bulan 12, ya. Jadi bulan Januari dan Februari, tidak ada,” katanya, Minggu 04 Februari 2024.

Nah setelah itu, lanjut dia, kita pasti mulai menjalankan keaktifan menyongsong perayaan Tahun Baru Imlek 2575 kongzili. Kegiatan berikutnya pertama, kita bersih-bersih bangunan baik dalam maupun luar klenteng HIK Madiun. Di dalamnya itu termasuk meja/altar sembahyangan atau rupang-rupang dewa-dewa.

Mengapa kita mengambil itu? Karena dalam kepercayaan, pada tanggal 23-24 itu para dewa ini naik ke atas yaitu ke istana. Ke atas atau di istana untuk melaporkan tentang keadaannya di dunia ini bagaimana? Keadaannya di dalam klenteng ini kosong, tidak ada dewa. Karena dewa-dewanya itu, pergi semua. Untuk itu, kita bisa menggunakan waktu ini untuk bersih-bersih klenteng serta ratusan rupang.

“Dalam keadaan klenteng sudah kosong, maka tidak ada yang terganggu. Klenteng HIK Madiun terdapat 22 altar dan ratusan rupang, seperti di mejanya dewi Kwan Im. Kwan Im adalah dewi yang welas asih, sehingga pengikutnya banyak,” terangnya.

Ia mengungkapkan untuk membersihkan ratusan rupang yang ada ini, maka umat tri dharma menggunakan air yang bersih. Tentunya juga air kembang yang dikombinasi dengan minyak wewangian. Terus memakai kuas, handuk yang kainnya halus. Asal itu kondisinya bersih. Alat pembersihnya harus yang baru, dan tidak boleh yang bekas,

Sedangkan untuk diri yang membersihkan rupang sendiri, juga dalam keadaan bersih. Artinya sebelum menjalani bersih-bersih rupang, kita sebaiknya tidak berbuat hal-hal yang tidak senonoh atau berdosa. Bahkan kalau bisa, kita seharusnya makan-makanan yang tidak daging. Kita makan vegetarian saja.

“Jadi selama bersih-bersih klenteng mulai kemarin sampai hari ini hingga selesai, kita sementara wkatu tidak memakan daging. Biasanya di tanggal 01 atau 15 imlek, kita mesti mengadakan sembahyang dan doa bersama. Nah waktu-waktu tertentu itu, kita juga membersihkan dirinya sendiri,” ujarnya.

Ia mengungkapkan untuk persiapan perayaan Tahun Baru Imlek 2575 kongzili atau tahun 2024 ini, tentu seperti pada umumnya yaitu melaksanakan sembahyang bersama pada malam hari atau jam 00.00 wib. Karena pada waktu atau malam itu, adalah pergantian tahun atau musim. Pergantian musim tahun ini, diperkirakan sudah terjadi atau mikcun (pergatian musim semi) bahkan lewat satu minggu.

Tetapi tanggal 01-nya, itu pas nanti pada tanggal 10 Februari 2024. Sehingga tahun ini yang masih tahun kelinci, akan menjadi tahun naga dengan dimulai sekitar jam 00.00 wib. Karena akan terjadi pergantian tahun dari kelinci ke naga. Untuk itu, kita mengadakan upacara tradisi di klenteng HIK Madiun.

Harapan di tahun naga, tentu kalau lebih baik itu pasti. Karena naga didalam 12 shio, itulah yang terutama kita damba-dambakan. Mengingat shio ini, sifatnya naga gagah berani yang bisa membawa sejahtera. Itu sangat bagus sekali dari pada shio yang lainnya. Sehingga wajar saja, kalau shio naga sangat kita nanti-nantikan.

“Anak muda yang baru menikah, mereka juga mengharapkan agar anaknya lahir pada waktu pergantian tahun. Shio naga ini, juga menjadi pengharapan kita semua. Jadi luar biasa, bahkan lebih dari pengharapan pada tahun-tahun imlek yang lalu,” jelasnya.

Ia menambahkan jika mengevaluasi di tahun kelinci, kita selama ini juga baik-baik saja. Di klenteng sendiri, juga tidak ada permasalahan yang macam-macam. Kita tetap maju aja. Tetap jalan seperti biasanya.

“Semoga nanti setelah tahun kelinci ini, Covid-19 juga mungkin sudah kembali ke nomal. Kita, lebih bagus lagi. Itulah harapannya di tahun naga,” tandasnya. Keterangan Gambar: Terlihat sejumlah warga keturunan tionghoa di Madiun dan sekitarnya secara sukarela membersihkan klenteng serta ratusan rupang.*(al/madiunonline.id)

error: